Karya
SESUDAH RAMADLAN BERLALU

SESUDAH RAMADLAN BERLALU

Sesudah Ramadlan berlalu 

Akankah kita sepakat untuk saling merindu, Ibu?

Banyak huruf-huruf dalam tadarus yang ingin kukisahkan, iktikaf yang membuat mataku berkaca-kaca sepanjang malam, dan kepulanganku yang entah kapan

Juga tentang sepincuk takjil dan mimpi-mimpi masa kecil yang belum kita lunasi 

Bahkan dalam doamu, Ibu, kugantung harapan besar yang masih kunanti kapan terkabul dalam wujud ayat-ayat puisi

Ibu, di kelopak mataku hujan deras sering datang di luar musimnya

Membanjiri kerinduanku padamu seperti mawar ungu yang membuat syahdu rimba rindu dalam belantara lapar dan dahaga hidupku 

Dimanakah Ibu menghamparkan tikar istighfar sebagai karpet merah bagi jalan cinta ini?

Serupa gemerlap cahaya yang pecah di tempurung kepala

Lalu berpendar di langit hingga aku tak sanggup mengenali wajahmu karena silauNya

Tak ada hadiah untukmu di Hari Lebaran ini, Ibu

Bahkan sebuah mukenah berwarna putih yang kuimpikan akan kubingkiskan padamu sejak masa kecilku 

Sesudah Ramadlan berlalu aku ingin kau menerima takdirku

sebagai yatim-piatu 

Gus Nas Jogja, 14 April 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *